Senin, 18 Mei 2020

Secarik Senja


Hai
Disini aku mau kasih tau ke kalian "Tentang apasih web ini, emang tujuannya apasih bikin web ini/blog ini?"
Okee, lembar pertama ini berisi tentang suara hati. Aku bukan seorang penulis, tetapi disini aku mau menjadikan lembar ini sebagai media untuk berpesan. Baik berpesan melalui rasa maupun senja.
Senja mengajarkan bagaimana cara menyimpan kenangan yang teramat manis dengan menyembunyikan segores luka disaat matahari dilengser awan.
Blog ini juga mengajarkan bahwa "Berdialoglah seperti hal nya fajar yang selalu menjadi akhir yang mengesankan, dan pada akhirnya kita selalu mengartikan sebuah kehidupan dengan kebahagiaan" :)
sekian. 

Ini Aku


Hai, kita berjumpaa lagi :)
Sebelum aku berpesan dengan rasa dan senja, aku mau ngenalin diri terlebih dahulu sama kalian
Aku, iya aku orang yang sebelumnya berceloteh tentang mengapa aku membuat "Secarik Senja". Namaku Aulia Ainurrahma T. Kalian bisa panggil aku "aul" atau apapun itu, aku saat ini duduk dibangku sekolah di Madrasah Aliyah Negeri Sidoarjo, satu-satunya yang ada di Sidoarjo, hehe. Umurku tahun ini masi menginjak angka 16. Aku suka banget sajak apalagi tentang senja, meskipun aku nggak hobby sama sekali sih sama nulis. Aku lebih bisa bersajak tentang senja secara langsung karena aku bisa merasakan apa yang akan aku sajak kan. Oh yaa saat ini aku bertempat tinggal di Sidoarjo.
Buat kalian aku harap akan menyukai beberapa sajak yang akan aku pesan kan ke kalian, terimakasih <3
 

Sajak Senja #1


"Bagiku, langit senja lebih romantis dibanding kilauan fajar. Mungkin karna itulah banyak hati yang lebih memilih mengenang perpisahan dan mengabaikan pertemuan."

Sajak Senja #2

"Senja berkata, jangan mengagumiku. Aku tak ada disepanjang waktu, tunggu aku saat mentari menyeberang batas waktu antara ada dan tak ada. Aku hanya sekilas, sesudahnya aku hanya ketiadaan."

Sajak Senja #3

"Dibalik semua keindahannya, senja ternyata memiliki makna tak terkira. Meyakinkan bahwa seindah apapun yang datang pasti akhirnya akan menghilang."

Sajak Senja #4

"Tidak peduli kau akan serupa senja yang menyenangkan mata atau mendung yang kelabu sekalipun. Aku tetaplah langit yang akan menerima warnamu. Memeluk setiap suka dan sendumu. Aku tidak pergi, meski berganti hari."

Sajak Senja #5

"Kadang, yang terindah tak diciptakan untuk dimiliki. Cukup dipandangi dari jauh, lalu syukuri bahwa ia ada disana untuk dikagumi dalam diam."